Millenial hari gini masi nanya Pemilu itu apa? Hellloww! dari survey WADAI terungkap 6 alasan mereka rentan Golput, apa saja sih itu? Hayoook disimak.
Ya, namanya juga anak muda, –Milineal katanya—terkadang bicara hari ini A besok bisa jadi B. Hari ini tahu, besok tempe.
Terus kayaknya, hiruk pikuk politik beberapa saat kedepan bisa menjadi pilihan berat bagi Millenial untuk berpartisipasi dalam Pemilu mendatang. Padahal, jumlah milleneal cukup fantastis sekitar 23% dari 265 juta populasi Indonesia.
Percaya gak? Jumlah kalian itu terlalu besar, untuk menggerakan masa depan bangsa ini lho!
Eh, apalagi, pemilih pemulanya yang mencapai 5 juta DPT. Jumlah itu tentu menjadi makanan empuk bagi para politisi mendulang suara mereka di Pemilu mendatang.
Benar sih, tidak ada paksaan untuk memilih. Keputusan memilih untuk tidak memilih adalah privacy yang shahih. Namun cilakanya memilih Golput karena ikut-ikutan itulah yang bahaya guys! Ini yang menjadi perhatian kita bersama kan?
Dari survey WADAI institute, –heh– Survey kecil-kecilan yang WADAI lakukan pada beberapa responden millenial di dunia maya yang sangat luas, dan titik sample di warung-warung kopi secara acak. Dan Survey ini berada pada tingkat kepercayaan yang samar-samar –allaah—
Akhirnya survey WADAI menghasilkan asumsi-asumsi, kesimpulan dangkal berupa beberapa uneg-uneg yang dihadapi millenal menjelang Pemilu mendatang.
Kesimpulan ini semoga bisa ditangkap bagi para Caleg muda, atau saja Tim pemenangan Capres-Cawapres nanti! –aihh–
1. Pertama
Kaum milleneal mengaku ada yang emoh dan tidak suka politik. Aneh aja ya, faktanya, Millenial itu dilengkapi dengan senjata canggih yang berupa smartphone, terkadang kok tidak lantas membuatnya mereka pinteran dikit.
Mereka ya gitulah lebih suka malas menggali geliat politik. Anggapan ‘buat apa ikutan Pemilu? Mending main game atau update status,”
Tapi jangan salah, ada juga malah para millenial yang keranjingan berpolitik dan suka sekali urusan post-truth di media yang berkenaan dengan kesukaan berpolitik.
Tapi, hati-hati tuh bisa-bis kejerat undang-undang ITE soal ujaran kebenacian dan penyebaran hoax. Mau dipenjara? Padahal modus mereka sih hanya iseng saja, namanya anak muda.
Advise WADAI sih, jika kalian mengidap sindrome benci politik untuk tidak masuk perangkap Golput yang ikut-ikutan tadi.
Coba deh! Ambil smartphone kamu itu dan cari tahu tentang geliat politik saat ini, banyak kanal berita yang mengupas itu semua. Atur kadarnya jangan benci dan jangan pula cinta, sedang-sadang saja!
Betul sih, kita tidak harus ikut berpolitik, tapi paling tidak, hasil pencarian informasi kita soal politik itu memberikan kita hasil.
Dengan hasil itu, kita lantas bisa menyerahkan urusan politik tadi kepada mereka di Parpol dan tidak harus kita ini.
Menyerahkan kepada mereka yang kita anggap ahli dalam menterjemahkam bahasa politis kita dan merealisasikannya.
Tapi itupun jika Parpolnya menang tentunya. Nah biar Papolnya menang ya coblos lah di Pemilu nanti!
Lanjut baca, klik halaman selanjutnya ya!