Tiga Hal Menarik Tentang Microtargeting di Facebook

Meski kita sadar hingga detik ini, media sosial seperti Facebook masih rentan disalahgunakan, untuk menjadikan senajata dengan daya ledak tinggi pada dimensi sosial masyarakat dunia. Dilema bukan?

Microtargeting diaplikasikan perbagai platfaorm media sosial
Microtargeting diaplikasikan perbagai platfaorm media sosial I Pexels.com

Jika mengintip pendapatan Facebook saja pada kuartal 1-2022 saja, Meta memperoleh pendapatan senilai $27.9 miliar. Namun jika harus membuat media sosial menjadi media yang mendamaikan tanpa menyelipkan tujuan-tujuan politis yang disulut atas microtargeting, bisa saja kok!

Caranya, bagi saja jumlah itu dengan pengguna Facebook saat ini, sekira 2.9 miliar pengguna Facebook –2022– kini .

Hasilnya pengguna harus membayar sekitar Rp 140ribu menikmati fasilitas Facebook tanpa iklan. Artinya ya kini waktunya kita berfacebook ria tidak gratis lagi. Mau?

Duh, jika sudah begitu, tentu menjadi dilema ya? Mengenyahkan microtargeting media sosial, dengan godaan penghasilan cuan yang dihasilkan microtargeting, dengan tidak lagi menggratsikan layanan Facebook ke penggunanya. Hiks..

Tapi jika Facebook menjadi berbayar apakah kita masih berteman lagi? Dan apakah Facebook masih bisa ‘connecting the people’ sesuai slogannya?

Lantas, kalau boleh tau, apa yang kamu pikirkan tentang Microtargeting kemudian?

Artinya, iklan microtargeting memang sukar dimusnahkan. Ada penghasilan yang kelewat tinggi dibandingkan ditukar dengan urunan pengguna media sosial.

Tiga Artikel Wadai paling Populer, Yuk Klik-in!

error: Content is protected !!