Infrastruktur menjadi menu lezat Pembangunan yang digencarkan Pemerintah RI selama kurun waktu 5 tahun belakangan ini. Menu ini diharapkan bisa menjadi katalisator pembangunan bernuansa modern lainnya di seluruh Nusantara di masa depan. Terlebih lagi pembangunan infrastruktur IKN Baru nanti.
Pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) sepanjang 99,35 Km yang telah dibangun di Kalimantan Timur tempat domisili saya saat ini, salah satu wujudnya.
Hal tadi tentu sudah menjadi tonggak kebanggan pembangunan daerah Kaltim yang mengubah peradaban daerah tradisional menuju peradaban modern, dengan berbagai rupa aktivitas bisnis yang lebih menggeliat di masa depan.
Dan muaranya tentu akan menjalar pada sektor pertanian jua kan? Yang bertujuan memudahkan proses mobilisasi dalam mencipta keterjangakuan harga hasil pertanian sampai ke tangan konsumen yang berada di pelosok Nusantara, bahkan.
Nah Filosofi pembangunan Infrastruktur ini, tentu bisa ditafsirkan juga sebagai pemecut semangat dalam mengokohkan pembangunan Pertanian menemukan peradaban barunya jua di masa depan, yakni era-modernisasi pertanian.
Terutama usaha penularan teknologi Pertanian terkini kepada semua aktor yang terlibat di sektor pertanian ini. Tentu ujungnya nanti adalah bisa memproduksi hasil pertanian yang berkualitas dan berkuantitas tinggi.
Dan jika kita mau berbicara banyak mengenai kapasitas sang aktor serta peranan besarnya itu. Lantas ya tanpa sadar, kita sedang mencerabut akar problematika pembangunan pertanian untuk segera dapat menyelesaikannya. Yakni lagi-lagi berani mengupas pada permasalahan kesejahteran mereka.
Aktor yang dimaksud yakni profesi Petani yang dianggap termarginalkan dari dulu? Terutama dalam hal upaya percepatan transfer Sumber Daya manusia serta konsistensi mereka dalam hal ‘kemauannya’ menggarap Sumber Daya Alam, yang terbuka lebar untuk dikerjakan.
Nah sampai sini, bisa menjadi poin penting dalam memulai pekerjaan besar itu, yakni menyatukan permasalahan tadi dan bersama memperjuangkan sektor Pertanian untuk menjadi benteng pertahanan negara di masa yang akan datang kan?
Terutama, ya agar mampu melengkapi slot pembangunan yang sudah dimanja infrastruktur yang merata di Nusantara.
Nah sekelebat pemikiran di atas, akan menjadi hal yang bisa saja melebar kemana-mana dalam tulisan ini nanti. Dan akhirnya bermuara dalam memetakan coverage permasalahan dalam meneropong solusi permasalahan pertanian dalam mengambil peran besar di masa depan nanti. Yakni sebagai senjata ‘mematikan’ dalam mengamankan pertahanan negara Indonesia.
Terutama ya setelah kita mengambil pembelajaran penting selama masa Pandemi ini, dan hasilnya akan diterapkan pada masa pasca Pandemi nanti. Harapannya sektor pertanian bisa terus survive dan imune menghadapi ancaman ketahanan pangan apa-saja di masa-masa selanjutnya.
Lalu mengaitkannya dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru nanti yang berdiri di alas wilayah Provinsi Kaltim, bagi saya bisa saja menarik. Karena bisa menjadikannya model latihan dalam memetakan permasalahan pangan Nasional secara umum.
— lanjut baca klik Halaman berikutnya ya!……