Telur Puyuh, Ternyata Kamu Jahad!

Ah, sebagai manusia yang selalu luput dari dosa, terkadang kita khilaf dengan melupakan usia, yang memang harus berhati-hati soal makan. Apalagi di tengah kepungan, jajanan yang –ah- ga level sih untuk dibahas, cuman pentol kok!

Iya pentol, kamu aja ga minat dengernya kan? Tapi kadang sukak! Iya adonan daging ayam yang dicampur dengan tepung, dibuletin terus direbus. Di-era millenia ini, malah pentol-pentol tadi pake dibakar segala’ kayak sate –kurang kerjaan kan-

Tentu ini akan menggungah selera bagi siapa saj untuk mendekat. Aroma pentol bakar ini persis sate gitu, dicelupin ke bumbu kacang atau saos, dengan variasi rasa yang pedas atau biasa-biasa saja.

Selama mengantar-jemput anak semata wayang sehari-hari, perkenalan pun terjadi secara tiba-tiba. Witing trisno jalaran suko kulino. Iseng saja mengambil satu cucuk atau dua, tambah lagi tiga-lah. Ya hitung-hitung menghabiskan uang receh –parkiran-

Tapi hari ini, ada perbedaan yang mencolok dari tekstur pentol bakar-nya pak lek. Biasanya bolanya berbentuk kelerang gitu, empat biji tersusun dalam sebatang lidi.

Tapi kini, ada satu yang berukuran 3 kali seperti biasanya. Sehingga jumlahnya satu tusuk menjadi 3 biji pentol, saja. Satu pentol yang besar –telur puyu- dan dua temannya si pentol berukuran kecil.

Ya sudah, saya ambil satu tusuk untuk menjejal rasa penasaran saya ini. Saya hanyutkan perlahan ke-tiga pentol tadi, dan menahannya di bumbu kecang nan pedas itu, dan saya goyang perlahan.

Saya angkat dan saya masukkan ke dalam mulut saya perlahan. Wow besar rasanya di mulut itu penuh dan sesak. Saya menyaksikan sendiri perbedaan rasa, dan tantangan baru, iya seperti ada telur-telurnya gitu, namanya juga ada telur puyuhnya sih!

Seketika itupun, saya langsung bisa menebak, ah ini pasti telur puyuh yang ukurannya sebesar kelereng.

Secara umum enak sih, dan tak mengherankan anak-anak suka juga melahapnya ketika lonceng istirahat berbunyi. Ya pastinya ada konsekuensi harga, antara pentol telur puyuh dan non telur puyuh.

Baca juga : Bisakah Mengelola Tabungan BCA Dibikin Simple? Ini Dia Langkahnya!

Biasanya Rp 2000 bisa dapet 4 biji pentol berukuran kelereng, tapi gegara ada telur puyuhnya di inside pentol itu, harganya melonjak Rp 5000 satu tusuknya.

Jadi mengerti, mengapa ongkos sangu anak-anak tidak pernah cukup kan? Selalu ada inovasi, iya inovasi dari yang punya pentol sih, yang dijajakan di depan sekolahan!

Telur Puyuh Vs Telur Ayam, besar mana?

Nah, disinilah kita bisa mulai membahas dunia perteluran itu bersama kan? Dimana, ini penting, kita perhatikan bagi kembang tumbuh anak-anak kita yang terpapar pentol lelek tadi –alahh—

Nah, saya menemukan fakta dari sebuah artikel gitu, jika ternyata si telur puyuh itu mengandung banyak vitamin dan protein lho. Kisarannya mencapai 13.05 gram pada takaran per 100 gram- telur puyuh.

Angka ini, ngalah-ngalahin kandungan protein plus vitamin telur ayam malah!

Tidak itu saja, Si telur puyuh punya kadar kolin tinggi dan daya cerna tinggi. Manfaatnya ya bagus buat perkembangan otak anak. Nah untuk sisi ini, saya iyes lah dengan menu pak lek soal telur puyuh yang disembunyikan di dalam pentol itu, dan dikonsumsi anak.

Lanjut baca? Klik nomor halaman

Tiga Artikel Wadai paling Populer, Yuk Klik-in!

error: Content is protected !!