Puasa, selalu saja identik soal menu makanan, entah sahur atau buka puasa. Aneka masakan siap tersaji di meja makana, selama Ramadhan. Eits tapi apa iya, semua itu harus kita lahap untuk satu kata “kenyang” saja. Yuk kasihanilah perut kita, dengan penyajiannya yang aman!
Menjelang buka puasa, terbesit memikirkan menu buka puasa apaan ya hari ini? Pikiran itu nampak susah dijawab, jika ditambah dengan adanya keinginan menu masakan apa yang enak, untuk menambal perut, dalam menu makan malam setelahnya.
Kegelisahan belum berujung setelah makan malam, masih ada sahur dengan pertanyaan yang sama, “enak menu sahur apa ya, Biar bisa kuat menjalani puasa esok harinya lagi.”
Ah, yang menjadi emak-emak, pernah kali terbesit kegelisahan seperti di atas ya. Jika uang di kantong memungkinkan tentu saja, semua keinginan tadi siyap terwujud kan?
Masalah terberatnya adalah, jika uang di kantong tidak cukup menjangkau semua menu yang dianggap berkhasiat memampukan ibadah puasa esok hari.
Makanan enak belum tentu dapat menolong kita menguatkan ibadah sih. Dengan mempertimbangankan perhitungan nilai gizi makanan pada setiap menunya, makanan akan menjadi relatif enak atau tidak, dan mahal atau tidak.
Karena tujuannya bukan lagi, kenikmatan namun kesehatan dan juga dapat memenuhi substansi harian kita lewat makanan.
Nah, selanjutnya marilah kita pertimbangkan panduan mempertimbangankan menu makanan pada saat sahur dan berbuka dengan Prof Hardiansyah, Ketua Pergizi pangan Indonesia
1. Menu Sahur
Menyiapkan menu sahur menurutnya harus didasarkan pada pantangan makanan yang harus dimakan. Hal tadi didasarkan pada sejarah penyakit yang diderita oleh masing-masing kita.
“Ada masalah kesehatan apa? Misalnya kolesterol tinggi, sakit gigi, hiperglikemia, dan lainnya, sebaiknya itulah yang dijadikan informasi dasar untuk mengelola,” Ujar Hardiansyah pada acara “Makan Bijak” bersama Mylanta di Fx Sudirman, Jakarta, Jumat (3/5).
Jika tidak punya masalah kesehatan, penyiapan menu sahur bisa dilakukan. Nah sebelum melangkah kesana, paling tidak kita sudah punya sedikit waktu untuk melakukan penyiapan menu sahur sambil bergerak.
Gunanya adalah untuk menormalkan susana lambung kita. Boleh juga kita minum teh dahulu, atau kopi dengan memperhatikan tingkat kemanisannya.
Nah lalu minumlah segelas air putih sebeblum memulai makan. Dan porsinya disesuaikan dengan kapasitas perut. Jika sudah kenyang ebih baik berhenti saja, jangan dipaksakan.
Menu sahur lebih baik disajikan dengan makanan tinggi serat yang tentu akan membuat rasa kenyang cepat datang dan akan bertahan lama.
Misakan sayur asem yang baik jika berkolaborasi dengan nasi putih. Biasanya di dalam sayur asam ada jagung, melinjo dan kacang semuanya tinngi serat.
Di akhir santap sahur, sempatkan saja menyicip buah-buhanan seperti pepaya, yang memiliki tekstur lembut, manis dan kaya zat gizi yang diperlukan tubuh.
Opsi lainnya juga bisa pisang dan jeruk. Konsumsi saja seperlunya, tidak kurang dan tidak lebih.
Jika sudah kenyang, usahakan menutupnya dengan meminum setidaknya tiga gelas air.
Menurutnya, dengan minum enam gelas sehari di Bulan Ramadhan sudah cukup menghidrasi tubuh kita.
2. Menu Berbuka Puasa
Prinsip selow, ketika berbuka puasa wajib dilakukan. Dalam artian tidak tergesa gesa melahap makanan. Karena kondisi berbuka dalam kondisi perut kita kosong dan lemah.
Termasuk mengonsumsi menu maknan yang bersifat ekstreem, bisa pedas, asin, atau terlalu manis sekalipun.
Intinya bisa membukanya dengan makanan yang lembut, dan sunahnya manis. Dan harus diberi jeda 15 menitan jika mau menyambungkan dengan makan malam.
Nah, makan malam pun, kita direkomendasikan untuk tidak melahap makanan yang berlebihan. Dan jangan lupa untuk mengunyahnya hingga lebut untuk mengantarkannya ke lambung kita.
Pada bulan Ramadhan memang kita tidak makan siang, namun mnurtnya kita tidak perlu menggantikannya dan membalaskannya di waktu makan malam itu.
Namun lagi-lagi dia menyarankan dimana bentuk tubuh menjadi referensi dalam melahap menu makan malam.
Bagi yang ingin menaikkna berat badan, makan malam bisa saja ditambahkan dua kali lipatnya.
“Kalau kurus, makan malam bisa dua kali untuk mengganti kekurangannya karena ingin menjaga bahkan menaikkan berat badan,” ujar Herdiansyah.
Photo Pexels
Sumber Bacaan Kompas
Baca Juga Artikel Terbaru Wadai
- Malakama PKH, Angka Kemiskinan Indonesia Dilestarikan Atau Dipunahkan?
- Pembayaran Minimum Kartu Kredit, Untung apa Rugi? Nih Analisanya!
- Kail YDBA, Akselerasikan Inovasi Qisbelian Snack di IMA UMKM Award 2023
- Berikut 3 Keunggulan Fazzio, yang Belum Diketahui Para Ibu Rumah Tangga
- Bagaimana Blue Core LEXi LX 155, Jawab Tantangan Dekarbonisasi?