Milenial –Golongan muda- menjadi karakter kuat yang sedang inn, kini ya? Siapa saja, bahkan orang yang sudah berumur senja-pun, akan berusaha mempersolek diri lewat ragam aksesoris Milenialnya. Ya minimal memakai sepatu kets-lah, ketika beraktivitas di mana saja kan?
Banyak hal membuat predikat Milenial nyaman disandang, dipandang? Berpenampilan Millenial, mampu memancarkan semangat jiwa muda manyala, inspiratif serta solutif.
Terlebih, Milenial dewasa ini, telah mampu memetik ragam peran penting, di bidang sosial, ekonomi, dan bahkan politik, di tengah kehidupan berbangsa.
Nah, Demokrasi pastilah sudah menjadi kunci perwujudan itu kan? Guna memanjakan Milenial, mampu menumpahkan kreatifitas, inspirasi dan aspirasinya, dalam menggapai berbagai peran penting tadi.
Lantas, ketika kini Pandemi menjadi penguji, kehidupan berbangsa. Dimanakah posisi Milenial, yang mampu menjelma sebagai sebuah kekuatan baru, inspirasi baru, solusi baru, meninggalkan rasa optimisme kebangkitan bangsa kita sekarang?
Memang, Survey indeks optimisme generasi muda terhadap masa depan Indonesia 8-15 Juli 2021, oleh GNFI & kedaiKOPI yang dirilis Jumat (13/08) menyebut, Generasi muda masih optimis atas hal itu, dengan skor index –hanya- sebesar 67.0%.
Namun jika dibreakdown, ternyata optimisme meraka pada sektor politik dan hukum –malah- menduduki posisi buncit, hanya meraup indeks 28.1%!
Bertanya-tanya-kan? Benarkah Generasi muda se-apatis itu kini? Mungkinkah, peran Demokrasi kini mulai tersumbat?
Dimana, salah satunya –mungkin- peran Partai politik (Parpol) masih berkontribusi minim, menampung kekuatan Golongan muda, guna memanja aspirasi dan inspirasi mereka, bersama menuntaskan beragam permasalahan bangsa?
Milenial simpul kekuatan bangsa!
Rengasdengklok, 14 Agustus 1945, menjadikan peristiwa penting sejarah Golongan muda di Indonesia kan?
Ingat Sutan Sjahrir? Satu dari banyak nama Golongan Muda, yang berani tampil menggalang kekuatan muda, menggaungkan kepastian kemerdekaan RI sesegera mungkin, paska menyerahnya Jepang atas sekutu.
Meski Soekarno sempat bergeming. Namun, desakan kekuatan Golongan Muda, dalam sekejap mampu menjadi simpul kekuatan politik, mengambil peran terwujudnya kepastian kemerdekaan RI, pada tanggal 17 Agustus 1945.
Dan kemerdekaan RI itulah menjadi momentum, dalam menghidangkan cita-rasa baru bagi rakyat RI, atas kedaulatan berbangsa, lewat harapan besar rakyat mampu ber-Demokrasi.
Dimana wujud Demokrasi, yang dicitakan itu akan mampu mengajak semua warga negara, memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan, dan memampukan mengubah hidup rakyat lebih baik lagi
Lanjut baca? Klik halaman selanjutnya ya!
Pages: 1 2