Eh Nongkrong Lama-lama Di Taman Samarendah, Apa Sudah Terinspirasi?

Taman Samarendah icon baru Samarinda, ini kesan pertama saya, selanjutnya bagaimana ya?

Sudah lama sebenarnya saya menebak-nebak, apa sih bagusnya taman Samarendah yang tempo lalu (24/1) dibuka secara resmi, dan diperbincangkan bubuhan Samarinda.

Di media sosial saya lihat ramai, Busam berduyun-duyun datang sembari berfoto “kuda-kudaan” bersama pasangan dan keluarga  masing-masing di gelap cahaya malam tanpa malu.

Syukur, akhirnya saya berhasil membuktikan itu, apa enaknya kuda-kudaan itu dan menjadi saksi perubahan wujud taman Samarendah yang semakin hari, semakin terkuak kenyamanannya.

Jujur, dari awal, saya sih pesimis, mau jadi apa taman ini kedepan. Karena kok  tega sekali pembuatannya sudah menggusur dua bangunan sekolah plus lapangan bola dan basket yang bisa menampung manfaat atas banyak orang terutama generasi muda seperti kita.

Setiba di sana, saya melihat lihat sekali lagi, mulai dari tepi taman, rimbunan tanaman pagar yang mulai rapi terlihat sih.

Baca juga : Musim hujan gini, bagaimana ya biar cucian cepan kering dan tidak apak?

Nah, saya perlahan masuk dan kebetulan saya datang pas malam hari, pastilah gelap, eh tapi gelap itulah yang akan menuntun kita ke arah terang bederang, yakni patung kawanan kuda yang sedang mandi oleh percikan pancuran air mancur di bawahnya.

Dokumentasi Pribadi

Itu belum seberapa, ada lagi lampu tinggi menjulang memancarkan sinar warna-warni. Kata orang sih lampu hiasnya seperti  menara di Dubai sana. Dubai dimana sih?

Mendekat sedikit lagi ke arah lampu tadi, banyak sekali orang bahkan pasangan kekasih  yang datang bukan hanya sekedar nongkrong duduk, namun banyak kali malah terlihat ‘kuda-kudaan’, alias berfoto di belakang patung kuda dan sinaran lampu warna-warni yang menggoda itu.

Dokumentasi Pribadi

Aku lantas duduk, jauh ke belakang. Di sana ada bangku yang bisa dipakai dua orang untuk berbincang, untuk memandangi orang lalu lalang. Pikiranku lantas masih memikirkan kuda yang lagi ramai dibahas itu. Kok kepok!

Pikirku, ya pantas sajalah, kuda itu menjadi heboh, lawong di sini orang Samarinda jarang melihat kuda, ya patung kudanya saja cukup.

Maklum, orang Samarinda hanya mengenal orang utan, burung enggang ataupun pesut mahakam yang lebih terkenal sebelum icon kuda yang baru itu.

Tapi saya mau membatasi saja ah, tidak ada tafsir tunggal mengapa kok kuda tadi dijadikan icon taman Samarendah di pusat kota ini. Pakai saja tafsir masing-masing untuk memaknai icon kuda itu sih, biar cepat selesai.

>>>>>Selanjutnya klik pages ya

Tiga Artikel Wadai paling Populer, Yuk Klik-in!

error: Content is protected !!