QRIS Cross-Border
Terik panas mengajakku rehat sejenak. berpayung pohon rindang, kuhamparkan punggungku meyandarinya, pada Kamis (27/10) siang.
Sudah satu jam-an, ponsel ini diam. Mungkin saja saat itu tanggal tua, bokek, membuat orang jadi enggan memesan makanan secara online.
“Tiit..tit..titt,” Tetiba ponsel mengaggetkan.
Suara berasal dari aplikasi Whatsapp, bukan suara panggilan GoPatner, aplikasi wajib bagi Driver Ojek Online (Ojol) untuk menerima order,
“Al, anterin makan warung biasa di ujung gang, ditunggu tamuku di hotel yang warna Biru dekat kantor,” chat Budi, dia adalah temanku.
“Oke bosku,” Balasku lekas.
Aku memang biasa mengambil orderan offline, hanya dari teman-teman terdekatku saja, via WA.
Meski hanya mendapati goceng sekali antar, orderan offline menjadi selingan jika orderan online lewat aplikasi Ojol sepi begini. Ya biar pendapatan harian jadi stabil, menyenangkan hati anak-istri di rumah.
Di sepanjang perjalanan menuju warung makan itu, aku sempat mengeluh dalam hati, mengapa orang-orang seperti Budi atau temanku gemar belanja offline saja?
Padahal mereka sudah bergaji layak, nyatanya masih belum mampu inklusif, mengatur keuangannya, dengan mental cashless.
Ya, minimal, mereka seharusnya memiliki e-wallet yang didapatkan dengan cara mudah, biar memesan via online, makin praktis dan hemat.
Tapi jujur saja, dulu aku-pun begitu sih! Memiliki e-wallet di ponsel ini pun, juga terpaksa, agar bisa menarik uang hasil ngojek lewat ATM.
Tapi sekarang aku rajin mengisi saldo e-wallet Gopay-ku, agar mudah mentransfernya kembali ke dompet driver di aplikasi Ojol.
Dimana saldonya nanti akan terdebet otomatis oleh merchant atas pesanan Gofood yang datang kepadanya, lewat aplikasi Ojol ini. Lantas, aku tinggal isi PIN di Merchant, dan menggih totalnya kepada konsumen di rumahnya.
Nah, sistem cashless-tagih tunai ternyata sangat mempermudah Ojol dan juga Merchant, agar tidak repot menyiapkan uang cash, dalam melayani transaksi konsumen.
Ah, ada-ada saja ya strategi dari Aplikator ya? Guna menambah penghasilan Ojol, sekaligus menggaruk segmentasi masyarakat, seperti Budi, yang masih belum inklusif memiliki dompet digital. menjadi pelanggan aplikasi Gofood.
Jujur, Orderan Offline, terlebih Online lewat aplikasi Ojol yang terkoneksi apik dengan ragam sistem layanan jasa Perbankan, berhasil manjakan transaksi dengan aman dan praktis, ya lewat cashless.
Mental Cashless-ku hasilkan tip besar!
Aku sudah berada di sebuah warung makan yang dimaksud, mengambil pesanan 5 porsi nasi kuning, komplit dengan bumbu ikan haruan (gabus), khas Samarinda.
Lokasi penjualnya ada di gang kecil, dan yang masih berada di tengah kota Samarinda. Meski tempatnya cukup sulit, harus diakui, kenikmatan Nasi kuningnya itu memang tiada tara, dan sudah terkenal seantero Samarinda.
Eh ternyata, warung makan nan sederhana tadi juga terkoneksi dengan layanan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS juga. Iya macam pajangan kode yang mudah di-scan, lewat kamera ponsel, yang tersistem oleh aplikasi keuangan.
Huh, untung lagi saldo E-wallet cukup! Jadi aku tinggal men-scannya saja perlahan lewat aplikasinya, dan lekas pergi.
Dan setelah aku tiba di hotel, sesuai tujuan pengantarannya. Sekejap di depan pintu kamar hotel, seorang Bule tegap di depan mataku,. Dia adalah Warga Negara Asing (WNA) menyambut pesanannya, Dia menjulurkan sejumlah uang cash ke arahku.
“I don’t have Rupiah, at all, this is for you” katanya
Rupanya, dia kehabisan uang rupiah, dan lupa menukarkan, lantas memberikanku $30 Dollar cuma-cuma. Padahal harga pesanannya ya tidak sampai segitu.
“Duh apakah dia tidak tahu, atau pura-pura saja ya, jika ada aplikasi pesan antar makanan online di Indonesia,” tanyaku dalam hati.
“Atau, dia tidak mau repot saja membayar transaksi dengan pembayaran digital itu?” Tanyaku sekali lagi.
“Atau, dia masih, hanya mau andalkan pembayaran cash dengan rupiah. Atau lagi-lagi, dia kesulitan, karena belum ada sistem yang terkoneksi apik untuk mengisi e-wallet dari Perbankan yang dia miliki?” Batinku terus bertanya bertubi-tubi, sambil merekahkan senyumanku, meningalkan hotel itu.
Namun, yang terpenting, kini aku bersyukur, dan beruntung mendapatkan tip dollar dari orang luar, yang sepertinya bernafsu sekali ingin makan nasi kuning, mungkin sudah tercandu makanan khas kota Samarinda itu. Hikss..
Dan, keberuntungan lainnya, aku masih mampu memelihara saldo e-wallet ini yang mudahkan Cashless, mengambil orderan makananan offline-online kapan saja, dimana saja!
Kemudahan Cashless bayar pesan antar makanan, mudahkan invasi inklusivitas keuangan kita
Jujur boleh? Meskipun diriku seorang Sarjana, mendapati profesi Ojol bagiku sebuah pilihan sulit.
Dan menjalaninya hingga kini, ternyata berhasil melengkapi pekerjaan sambilan lainnya, pasca di-PHK 2015 silam, ya –sekali lagi– demi anak istri di rumah.
Namun, terlepas dari itu semua, bisnis digital saat ini ternyata sudah mampu memberikan celah kepada semua orang untuk bangkit dan juga mandiri.
Bagaimana dunia digitalisasi terus mengoptimalkan inklusivitas keuangan masyarakat untuk mengenal jasa Perbankan, dan beramai-ramai menggerakkan roda ekonomi, hingga ke akar rumput UMKM.
Ojol seperti kami adalah saksi bisu, bagaimana mudah sekali merasakan, dan menjalankan sistem bisnis digital itu, lewat ragam inovasi dan strategi bisnis yang dihadirkan dari aplikasi Ojol.
Salah satunya mode cashless-tagih tunai Ojol, yang perlahan terus saja mempertebal inklusivitas keuangan masyarakat, yang terus mengajak masyarakat bertransaksi cashless, lewat jasa pesan-antar makanan online.
Dan hal yang paling signifikan, adalah telah terbentuknya kesiapan UMKM, yang sudah mengerti bagaimana daftar QRIS, sebagai media pembayaran transaksi dengan mudah dan aman, hingga pelosok gang kampung.
Kenal QRIS? QRIS Merupakan penyatuan ragam macam QR, dari bermacam-macam Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) lewat QR Code.
Dan semua PJSP wajib menjalankan QRIS oleh Bank Indonesia, lewat QR code di sistem pembayaran mereka,
Nah, dengan QRIS penjual dan pembeli bisa melakukan pembayaran transaksi dengan mudahnya, serta aman, lewat salah-satu langkah ini:
- QRIS MPM (Merchant Presented Mode), dimana merchant atau penjualnya memajang kode QR di lokasi usahanya. Atau ada juga yang menggunakan alat macam EDC/Smartphone yang gunanya sama menampilkan kode QRIS, yang nanti akan kita scan oleh ponsel kita yang telah tersemat aplikasi keuangan PJSP.
- QRIS CPM (Customer Presented Mode), artinya dalam transaksi kita, penjual/merchant yang akan menscan QR Code yang muncul dari aplikasi keuangan PJSP, seperti e-wallet, atau mobile banking.
Dan ternyata antusiasme UMKM,Menggunakan QRIS luar biasa!
Sampai Februari 2023, kemudahan QRIS saat ini berhasil mengajak 24,9 juta pedagang/gerai, memaksimalkan jaringan QRIS dalam mempermudah pembayaran transaksi penjualan mereka.
Dan catatan BI berikutnya, per Februari 2023, ada 30,87 juta pengguna QRIS dengan volume transaksi 121,8 juta transaksi, dan menghasilkan nilai transaksi Rp 12,28 Triliun.
Kenikmatan penggunaan QRIS tidak itu saja! Penerapan QRIS yang sudah/sedang dikembangkan lembaga Bank atau non/Bank yang tergabung dalam Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) bersama Bank Indonesia, tengah melahirkan 3 kemudahan penting lagi, bagi pengguna QRIS lainnya! Catat!
- Limit transaksi QRIS terus diperlebar, hingga Rp 20 juta per/hari, dari Rp 5-10 juta per harinya.
- Hadirnya lagi kemudahan menghubungkan dana antar nasabah ASPI baik Bank dan Non Bank, seperti penggabungan dana dari tabungan, kartu debit, e-wallet, dan juga kartu kredit dengan aman.
- Hadir juga fitur terbaru QRIS, untuk penarikan uang, transfer dana dan juga setoran uang, yang akan dimassifkan masyarakat di pelosok daerah 3T.
Wah, terbayangkan? Jika sistem pembayaran sudah cashless, tentu akan memudahkan gerak ekonomi UMKM untuk menggeliat ya? Dan membuat pondasi ekonomi bangsa kian kuat, lewat UMKM.
Dan pastinya, Ojol-pun akan siap mendulang kenikmatannya itu jua.
Hadirnya QRIS Cross-Border Transaction, harapan baru cuan UMKM
Diriku masih menggantungkan tanya pada kebaikan Bule yang memesan pesananku itu, tadi. Sekaligus berharap, tidak lama lagi, dia mau datang kemari lagi, mencari surga kuliner bersama denganku. memberi tip besar kepadaku jua. Namun, harapan itu memang hanya sebuah keniscayaan saja, bukan?
Iya, karena, semakin kemari inovasi QRIS terus menjadi-jadi saja!
Sebut saja, di tanggal 8 Mei 2023 lalu, Bank Indonesia bersama Bank Negara Malaysia sudah meresmikan QRIS Cross-Border, atau QRIS antara Indonesia-Malaysia.
Tidak berhenti sampai disitu saja! Malahan, kerjasama menggalakkan QRIS Cross-Border akan berlanjut antar anggota ASEAN, dan negara lainnya seperti India, Jepang dan Arab Saudi
Nah, Bank Indonesia menterjemahkan QRIS Cross-Border yakni sistem pembayaran lintas negara cross-border payment berbasis kode QR yang digunakan dalam transaksi lintas negara.
Jadi prakteknya, QRIS Cross-Border akan memungkinkan setiap transaksi lewat pindai kode QR, tanpa perlu menukarkan uang dari mata uang lokal negara yang dituju/kunjungi.
Siapa saja yang ke Indonesia, atau sebaliknya kita yang mau keluar negeri dapat memindai kode QR untuk bertransaksi dengan mudahnya di negara itu.
Membayangkan QRIS Cross-Border efektif berjalan tentu akan menjadikan geliat wisatawan luar memburu kuliner daerah, untuk dinikmati segera di tempat, dan juga di tempat penginapannya secara online.
Hal ini tentu menjadikan sebuah harapan baru, bagi UMKM untuk lebih mempersiapkan diri memajang manis jajanan mereka di beranda media sosial, mengundang banyak orang untuk datang kesana.
Namun, memang kesuksesan kebijakan QRIS Cross-Border bergantung lagi pada kesadaran dan partisipasi masyarakat menggunakan semua inovasi digital ini, bukan? Demi UMKM bangkit dan mandiri.
Sampai di titik ini, aku malah jadi bangga, meski hanya menjalani profesi Ojol yang sering dianggap sebelah mata, dan berpendapatan tidak seberapa. Paling tidak diriku sudah mampu menjadi penggerak, atas prinsip sistem QRIS itu yang memudahkan transaksi online dan juga offline, mengeliatkan mental Cashless. masyarakat.
Dan harapannya, dengan habit masyarakat yang mampu memelihara e-wallet dengan saldo cukup, –minimal– untuk pesan antar makanan secara cashless. Pasti akan mudah menularkan kebiasaan cashless itu guna menikmati layanan QRIS Cross-Border, ketika berada di mana saja! Diluar negeri bahkan, ya siapa tahu?
Ah QRISnya satu menangnya banyak!
Cerita ringan ingin memenuhi syarat sebagai partisipant of BI Digital Conten Competition 2023