“Bola itu Bundar?”
—Aal Arby, wadahkata.id
Timnas Indonesia akhirnya tergabung satu grup bersama Timnas Belanda di perhelatan Piala Dunia, yang akan digelar di daratan Amerika Utara, tahun 2026 nanti?
Nama-nama beken seperti Virgil van Djik, Tijjani Reijnders, Ian Maatsen, atau juga Cody Gakpo akan siap menghiasi gemerlap kekuatan Timnas Belanda, melawan Timnas Indonesia.
Jika melihat sederet bintang Belanda tadi, layakkah kita gentar? Ya, tentu kita harus mantap mengatakan, mengapa kita harus gentar sih?
Secara, hampir semua pemain Naturalisasi Timnas Indonesia juga memiliki darah Belanda. Dan itulah alasannya, pemain-pemain Timnas kita bak berjarak sebelas-duabelas saja dengan mereka, bukan?
Sebut saja, nama Kevin Diks, pemain naturalisasi anyar Timnas asal Belanda ini pasti akan tampil ngotot mengawal pergerakan sang bintang Belanda Tijjani Reijnders, agar tidak mencoba shooting-shooting bola ke arah Martin Paes.
Juga tak lupa, ada nama Elliano Reijnders, dia sang adik kandung Tijjani Reijnders, yang bisa saja dengan manja ‘meminta’ bola kepada kakaknya, lantas menjebloskan bola ke gawang mantan negaranya itu.
Ya ini bisa menjadi strategi Shin Tae Yong, dalam memaksimalkan permainan ‘rasa’ diantara keduanya.
Hikss. Nampaknya akan seru sekali melihat kakak-beradik itu saling unjuk gigi, bukan?
Dan akhirnya pertandingan itu akan dimenangkan oleh Timnas Garuda Indonesia, lewat kaki Ole Romeny atau bisa juga Marselino Ferdinand? Skor akhirnya cukup 2-0 saja.
Ahh, jika saja prediksi kita memang sama seperti apa yang menjadi harapan barusan, ya itu tandanya kita sudah benar-benar mampu meyakini, jika benar bola itu ya memang bundar, bukan?
Artinya –lagi– semua ya bisa saja terjadi, termasuk Timnas Garuda bisa lolos piala dunia 2026 dengan mudah!
Jujurlah, sebagai salah-satu penggila bola, diriku akan sudah terbiasa menganggap, jika alibi “bola itu bundar” akan berhasil menghalalkan cara kita berfantasi liar.
Dan berfantasi kita kali ini memang beralasan kok?
Lihat saja keberhasilan Timnas Garuda unjuk gigi, dalam beberapa laga kualifikasi piala dunia 2026. Kali ini harus kita akui, penampilan Timnas sungguh apik nan meyakinkan.
Namun, pertanyaannya, –lagi– jika prediksi tadi memang benar nyata. Apakah kita, para penggila bola di Indonesia ini hanya mau mereguk keberhasilan itu hanya di ajang di piala dunia 2026 ini saja?
Lantas, bagaimana dengan jaminan keberlanjutan Timnas Garuda, untuk dapat terus bersinar di gelaran Piala Dunia selanjutnya?
Ya mengingat, untuk dapat menerbangkan Garuda ke pentas dunia, perlu sumber daya yang luar biasa? Ditambah lagi dengan beban membangun kompetisi sepak bola dalam negeri yang lebih kompetitif, dan berharga mahal untuk memutarnya.
Ketua PSSI, Erick Thohir pernah menyebutkan, untuk menyiapkan Timnas Garuda yang akan berlaga di event penting di tahun 2024 saja memerlukan dana Rp 800 Miliar.
Nah, jika boleh meminjam pertanyaan Ustadz Mansyur, kita pun bisa bertanya ramai-ramai kepada Pak Erick Thohir, dari mana duitnya Pak?
Dan lantas, sampai kapan kita sudah bisa mengandalkan pemain yang dihasilkan dari keringat kompetisi liga sepak bola Indonesia sendiri, untuk membela Garuda ke pentas dunia yang akan datang?
Semua Perjuangan Pasti Butuh Pengorbanan!
Cukup tahu saja sih. Selama dua jam, aku –selalu—memaksa diri menempuh jarak 200 Km, menggunakan sepeda motor, berangkat dari kota Samarinda ke Balikpapan, hanya untuk menonton kompetisi bola Liga 1 lho.
Karena semenjak kompetisi 2023-2024, Tim kesayangan warga Tepian Samarinda, Borneo FC, harus menjadi klub musafir. Iya Borneo FC harus berlaga kandang di Stadion Batakan Balikpapan.
Alasannya adalah keharusan Stadion Segiri, ya markas Borneo FC itu menjalani renovasi Stadionnya, guna memanjakan kenyamanan penonton kala berlaga di sana.
Maklum Stadion Segiri itu memang belum tersedia kursi perorangan di kelas ekonominya, juga masih minim fasilitas toilet yang nyaman.
Meski, kondisi lapangannya, ya sebenarnya tiada masalah buat menggelar pertandingan.
Namun catatannya adalah setiap berada di Stadion Batakan di Balikpapan, megahnya Stadion ini juga tak jua berhasil membawa kemeriahan laga kandang Borneo FC sendiri?
Kondisinya –malah– sekarang persis sama seperti pertandingan laga di masa-masa Pandemi dulu saja.
Disana sedikit sekali fans Borneo FC untuk mau datang, ya mungkin jauh ya?
Dan hal yang sangat dirasakan lagi adalah, tiada celah bagi penonton untuk bisa masuk dengan gratisan ke dalam arena Stadion Batakan yang sudah berstandar Internasional ini.
Ini bak mengulik kisahku saja dulu, yang selalu berhasil dengan mudah menerobos Stadion Segiri, dengan memanjat temboknya yang menganga lebar itu. Atau, ya sesekali menggunakan jasa orang dalam buat masuk gratisan jua.
Nah, menyikapi kondisi saat itu, diriku mudah mengaku sajalah, jika diri ini ya sebenarnya adalah juga golongan fans ‘bondo nekat’ yang maunya klub harus menangan saja kala bertanding, bagaimana pun caranya!
Karena realistis saja sih, uang untuk membelikan tiket itu harganya lumayan mahal, sekitar Rp 50-100 ribu, kan bisa dibelikan camilan es dan kacang goreng, selama menikmati laga bola sedang berlangsung?
Ya itung-itung cara ini menunjukkan sumbangsih kita jua untuk menghidupkan ekonomi pedagang asongan yang berseliweran menjinjing camilan murah-meriah di Stadion.
Lantas, jadi tersadar, apa bedanya Stadion ramai-sesak oleh suporter yang bermodal gratisan itu, dengan suasana Stadion yang kosong melompong pada saat pandemi saat itu sih?
Oleh sebab itu, kolaborasi pendanaan dari seluruh penggila Bola seperti kita, bisa menjadikan jawaban nyata, guna mengupayakan terciptanya Sepak Bola Indonesia yang lebih tangguh jua.
Dan tahukah? Merasakan sensasi menghabiskan Rp 500 ribu dalam sekali laga kandang klub kebanggaan, mulai dari beli tiket sampai akomodasi selama di Balikpapan, pastilah eman?
Tapi, hitung-hitung ya buat latihan diriku untuk membiasakan aksi nyata jika mendukung sepak bola Indonesia itu mudah, bukan? Rasanya semuanya juga harus coba, deh!
Karena hal itu akan semakin menebalkan semangat dan kesadaran semua pecinta bola jika setiap perjuangan pasti membutuhkan pengorbanan, bukan?
Ya apalagi kalau bukan perjuangan kita bersama sebagai fans bola, mencarikan jalan keluar, agar Tim kebanggaan kita bisa meraih prestasi tertinggi, dengan dukungan dana yang layak pula.
Pendanaan Sepak Bola Adalah Sebuah Koentji Pembinaan Klub?
Oh iya, siapa yang belum kenal dengan klub Borneo FC sih?
Asal tahu saja ya, klub asal Samarinda kebanggaanku ini sudah berhasil menjelma sebagai salah-satu klub terkuat di BRI liga 1 Indonesia, di umurnya yang masih belia.
Wajar sajalah, Borneo FC diisi oleh pemain yang tidak berharga murah.
Beruntungnya juga, klub ini dimiliki oleh sosok pemiliknya, yang terkenal adalah sosok tajir-melintir.
Namun, dalam perjalanan waktu hingga kini, keberuntungan tadi tidak lantas membuat fans Borneo FC seperti diriku ini, mau terus-terusan tinggal kelas, menjadi “fans bondo nekat’ saja.
Karena, klub Borneo FC kini, juga sudah berhasil menjalankan bisnis sepak bola secara komersial, seperti menjual semua hal tentang brand club Bola Borneo FC kepada semua fansnya, demi cuan bagi operasional klub.
Lihat saja, klub Borneo FC kini terus mengupayakan usahanya dalam menghadirkan ruang kepada banyak UMKM ekonomi kreatif lokal di Kaltim, untuk bersama menjajakan produknya dalam paket bundling.
Artinya, setiap orang yang menjadi fans Borneo FC, dan terdata dalam data-base borneo.id, akan mendapatkan diskon khusus, kala membeli produk UMKM yang bekerjasama tadi.
Hal itu tentu upaya meluaskan coverage inklusi keuangan kepada penggila bola Pesut Etam, lewat ekosistem digitalisasi yang sangat mudah ini, yang bisa dinikmati hanya lewat ponsel fans Borneo FC.
Langkah itu kini menjadikan sebuah pemantapan dari sebuah improvisasi keberhasilan klub Borneo FC mengenalkan pembelian tiket pertandingan secara online, mengenyahkan praktik calo tiket di stadion.
Jadi, seperti diriku, yang menjadi Nasabah BRI –misalnya– bisa dengan mudah menggunakan aplikasi BRImo saja, untuk menambahkan sebuah value atas nilai kesungguhan, dalam merubah status diri, sebagai fans Pesut Etam yang baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung.
Dan diriku merasakan juga, dengan optimasi digitalisasi Perbankan pilihan kita itu, mendukung kerjasama Klub dengan UMKM lokal ini pastilah berhasil memberikan pelumas bagi industri sepak bola lokal.
Ya utamanya agar lebih lincah menyediakan pembiayaan operasional klub sepak bola dari Sponsorship, yang berujung pada penyiapan bibit-bibit pemain Timnas masa depan.
Dan hal itu, sudah mulai berbuah hasil, bukan?
Lihat saja, nama-nama Pemain mulai dari Nadeo Argawinata, Terens Puhiri, Stefano Lilipaly, Komang Teguh, Fajar Faturrahman dan banyak pemain Borneo FC yang berhasil menjadi pilihan dalam skuad Timnas Indonesia.
BRI Untuk Sepak Bola Indonesia
Menarik lagi sebuah nama brand, ya nama Brand ‘BRI’.
Sponsor utama kompetisi sepak bola Liga 1, yang pasti sudah menjadi brand yang melekat kuat di benak para pelaku UMKM lokal, bukan?
Dimana pelaku ekonomi UMKM lokal, sudah banyak merasakan betul, betapa mudahnya menikmati kebutuhan pembiayaan bisnis UMKM mereka di daerah.
Dan akhirnya, semua akumulasi keberhasilan BRI mudah memanja UMKM lokal tadi, juga menjadikan langkah improvisasi berikutnya, dalam berkontribusi nyata mewujudkan industri sepak bola Indonesia untuk bangkit dari tidurnya.
Jika kita ingat saja beberapa tahun lalu, tepatnya pada masa sulit Pandemi tahun 2021. Dimana Sponsorship BRI kepada operator Liga 1 sudah berhasil menjadi pelumas kompetisi liga 1 agar bisa terus berputar.
Dan, klimaksnya berhasil pula menyelamatkan industri sepak bola tanah air yang hampir mati suri tersengat virus covid-19.
Kisaran dana sponsor BRI untuk Sepak Bola Indonesia pun tidak main-main. Mantan Ketua PSSI Mochamad Iriawan, pernah menyebut, kisarannya dana sponsorship untuk liga 1 BRI pada saat Pandemi 2021/2022, sekitar Rp 100 Miliar lebih.
Angka itu memang terlihat besar ya? Namun ya sebenarnya, jika diakumulasikan, dengan tren anggaran PSSI dalam setahun ternyata hanya 200-an Miliar untuk mengurusi sepak bola se-tanah air.
Dan pendanaan itu ternyata, masih tergolong kecil jika dibandingkan lagi dengan anggaran Federasi bola di negara ASEAN saja –misalnya—untuk mendukung sepak bola mereka.
Namun, catatan pentingnya lagi adalah, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, berhasil menjadi sponsor utama kompetisi bola liga 1 untuk empat musim berturut-turut, sampai musim kompetisi 2024-2025 yang sedang berlangsung hingga saat ini.
Oleh sebab itu, menjadi nasabah BRI, bagi diriku ini tentu mudah menjadikan sebuah kebanggaan juga, bukan?
Dan setidaknya, kala menggunakan aplikasi BRImo ini dalam bertransaksi apa saja, ditambah lagi dengan keaktifan menabungkan dana di BRI, sudah layak memberikan keyakinan dalam diri ini, jika benar sepak bola Indonesia itu layak ke pentas dunia.
Nah, mau tahu bagaimana aku bisa seyakin itu sih?
1. Aplikasi BRImo Tunjukkan Dukungan Nyata Kepada Tim Kesayangan!
Jika dicermati dalam perjalanan waktu ke waktu, BRI berhasil menawarkan inovasi digital yang canggih, dan perlahan sudah meninggalkan jejak konvensional yang melekat pada dirinya?
Salah-satunya saja, adalah luncuran aplikasi BRImo ini, yang bisa membawa nasabahnya, mampu mengelola keuangannya dengan aman dan nyaman.
Selain mudah diunduh ke dalam ponsel, Aplikasi BRImo ternyata mampu menyemburkan ragam fasilitas guna penuhi kebutuhan harian hingga bulanan para nasabahnya.
Terutama fasilitas kemudahan belanja-belanja dengan menggunakan fitur QRIS-nya, di mana saja.
Nah, fitur yang paling sakti, bagi diriku sebagai penikmat bola adalah, fitur Virtual-Account.
Dengan fitur BRIVA ini kita akan mudah membayar pesanan tiket pertandingan BRI liga 1, dengan mudah, murah dan aman dari tipuan Calo’ tiket.
Dalam praktiknya, Borneo FC sendiri sudah menyediakan portal pembelian tiket online sendiri bagi fansnya. Dimana semua fans bisa memesan sendiri berapa banyak tiket yang diinginkan di sebuah website resmi tadi.
Nah, dengan Virtual-Account dalam proses pemesanannya barusan, kita bisa membayarnya langsung melalui aplikasi BRImo saja, dengan memasukkan Virtual-Account yang kita dapatkan tadi.
Dan akhirnya sistem pemesanan tiket akan langsung real-time memproses tiket pertandingan kita, dengan begitu mudahnya.
Nah, ada lagi, fitur QRISnya juga sangat bermanfaat, untuk mengisi logistik kita, sebelum menyaksikan pertandingan klub kesayangan.
Salah-satunya seperti belanja-belanja kuliner menyiapkan cemilan untuk menikmati pertandingan, sekaligus melengkapi dukungan dengan aksesoris klub kebanggaan kala datang ke stadion.
Dan, semua Merchant UMKM yang menjajanya untuk keperluan para fans bola barusan sudah berjajar rapi di sekitar Stadion Segiri.
Dan tentu kontribusi Perbankan dalam menyediakan fasilitas transaksi digitalnya, sudah sangat membantu penjualan produk UMKM di sana, lewat cashless.
Pengguna BRImo hanya tinggal mengulurkan kamera ponselnya, merekam letak barcode pembayaran, masukan PIN, dan sukses pembayarannya.
Tidak itu saja, bagi yang berhalangan hadir ke stadion. Kita juga bisa menambahkan kuota ponsel atau membeli paket live streaming, lewat aplikasi BRImo juga.
Hal itu jaga-jaga menjaminkan aktivitas live-streaming pada pertandingannya, agar tidak akan terlewatkan gegara kesibukan.
Nah, meski menyaksikan tim kesayangan lewat layar ponsel saja atau TV, hal itu pastilah menjadi dukungan nyata pula, bukan?
2. Efek Sponsorship BRI Berhasil Lumasi Perputaran Industri Sepak Bola Bola Indonesia!
Bisa dibayangkan, apa jadinya jika kompetisi Liga 1 tiada Sponsorship ya?
Ya tentu saja kondisi ini akan memantik masalah bagi klub, seperti telatnya pembayaran gaji pemain-pemainnya. Atau hal yang paling ekstrem, adalah kompetisi terancam berhenti sementara.
Artinya, kita akan menghadapi paceklik pemain Timnas berkualitas.
Namun di sisi lain, sebenarnya semua Brand apa saja, pasti ingin sekali menjadi sponsor Liga Sepak Bola Indonesia?
Ya karena kompetisi Sepak Bola di Indonesia sudah terbukti mampu melejitkan peningkatan awareness masyarakat kita yang gila bola kepada Brand sponsor tadi.
Hal itu dirasakan oleh BRI, yang telah memulai kontribusinya berpartisipasi menjadi sponsor liga 1, selama 4 musim berturut-turut, hingga musim kompetisi 2024/2025 ini.
BRI Research institute mencatat di tahun 2023, Awareness masyarakat ke Brand BRI mencapai 100%. Malah, Direktur Surya Citra Media (SCM), Harsiwi Achmad mencatat jika rating dan share kepemirsaan BRI Liga 1 pada musim 2023 – 2024, menjadi yang tertinggi dalam 5 musim terakhir.
Survei LPEM Universitas Indonesia tahun 2020, menyebut juga, jika perputaran ekonomi dari kompetisi Liga 1 menciptakan perputaran uang antara Rp 2,7 hingga Rp 3 triliun dalam satu tahun.
Dan jika disandingkan dengan hasil riset BRI Research Institute pada Juli 2024, bergulirnya kompetisi BRI Liga 1 sudah berpotensi menciptakan perputaran uang (output ekonomi) yang jauh lebih besar bagi perekonomian Indonesia sebesar Rp10,42 Triliun.
Nah, artinya, dari perputaran uang tersebut, dapat tercipta nilai tambah ekonomi (PDB) sebesar Rp5,93 triliun.
Selain itu terdapat tambahan pendapatan rumah tangga pekerja sebesar Rp2,27 triliun, potensi pendapatan pajak tidak langsung bagi pemerintah sebesar Rp866 miliar, serta hadirnya penciptaan kesempatan kerja sekitar 45 ribu orang.
Yuk, Bersama Menjadikan BRI Liga 1 Rahim Melahirkan Pemain Timnas Indonesia Masa Depan!
“Masa iya, Kita Mau Andalkan Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terus sih?”
Jujur saja, jika pertanyaan barusan pastilah tabu untuk diucapkan, bukan?
Dan pertanyaan tadi juga pasti akan mudah saja memantikkan Pro dan Kontra, jika diutarakan secara frontal!
Namun jika harus jujur – sekali lagi– kita pasti ingin sekali menjawabnya segera, meski dengan suara hati yang lirih, jika kita juga menginginkan ‘local pride’ di suatu masa, untuk mampu jua berlaga di pentas dunia.
Hal itu terungkap pula dalam survei yang bertajuk Kepemimpinan Nasional dan Dinamika Elektorial Jelang 2024 di Mata Generasi Muda yang dirilis 2023 lalu.
Dalam survei itu merekam jelas harapan-harapan masyarakat Bola terhadap PSSI.
Dimana harapan tertinggi masyarakat, sebanyak 26,3% responden mengharapkan PSSI dapat mengukir prestasi tinggi di pentas dunia.
Dan hal menarik dalam temuan survei itu sebanyak 24,2% responden lainnya juga mengharapkan PSSI dapat mencetak atlet-atlet sepak bola lokal yang berkualitas.
Mencerna harapan itu, tentulah menghadirkan kesadaran bersama jika mendambakan “local pride’ pun juga ternyata tidaklah mudah?
Karena, jangan lupa ada satu hal yang harus kita yakini benar, dimana dari liga sepak bola yang berkualitas-lah, yang akan menjadikan rahim melahirkan pemain Timnas masa depan.
Dan, harus jujur juga, jika proses gelaran kompetisi sepak bola Indonesia makin kemari juga makin terlihat kompetitif dan berkualitas saja, bukan?
Lihat saja, kompetisi BRI Liga 1 2024/2025 ini yang juga sudah berhasil menuntut standar tinggi memutar sebuah liga sepak bola terbaik dunia.
Hal itu terlihat dari selektifnya kualitas Wasit terbaik di setiap pertandingan, penggunaan teknologi VAR untuk mengurangi kecurangan. Serta regulasi penambahan jumlah pemain asing bagi klub yang semakin kompetitif.
Lantas, dukungan Pemerintah juga mengalir, berupa masifnya renovasi Stadion bagi kenyamanan penonton yang hadir.
Nah seiring proses tadi, hal penting bagi kita perjuangkan juga adalah, bagaimana membangun attitude para Fans dalam memahami betul makna fair play untuk menunjukkan dukungan real kepada Tim kebanggaannya masing-masing.
Oleh sebab itu, menarik lagi sosok Fans bola yang baik hati, tidak sombong dan rajin menabung yang sempat terucap di awal tulisan, layak dijadikan sebuah kunci jawaban jua atas pertanyaan di atas.
Nah, bagaimana menjabarkan sosok itu sih, dan bisa saja menjadi inspirasi diri agar diteladani, menyambut hingar-bingar kompetisi BRI liga 1 yang semakin kompetitif saja!
1. Sosok Fans yang Baik Hati
Setiap orang yang dilahirkan ke dunia ini pastilah dalam keadaan ‘baik’ semua?
Oleh sebab itu, dengan modal awal itu, semestinya setiap orang juga akan mudah membedakan mana hal yang baik dan mana yang buruk, bukan?
Sesederhana itu memaknai kata ‘baik’ tadi, ya bisa saja memberikan arahan bagi kita sebagai Fans bola untuk jua bisa melakukan hal terbaik pula bertindak-tanduk.
Salah satunya adalah upaya nyata dari kita agar tidak melanggar aturan/hukum yang sudah ditetapkan, terutama selama menyaksikan laga berlangsung di Stadion.
Contoh sederhananya, adalah tidak bertindak Kriminal kala berada di dalam atau di luar stadion, yang dapat merugikan orang lain, terutama merugikan klub kebangaan kita sendiri.
2. Sosok Fans Bola yang Tidak Sombong
Kemenangan adalah sebuah keniscayaan bagi sebuah tim bola kala sedang bertanding, begitu pula kekalahan!
Oleh sebab itu memaknai kata ‘tidak sombong’ pun sangat sederhana?
Dimana kita diharapkan tidak mudah jumawa berlebihan atas semua pencapaian yang telah diraih oleh tim kebanggaan kita.
Fanatisme juga tidak serta-merta diukur dengan kesombongan itu, bukan? Tidak ada juara sejati di dalam sebuah kompetisi.
Bayangkan, jika semua fans bola Indonesia menjadi fans yang tidak sombong dan baik hati pula, tentu saja tiada lagi kasus-kasus Rasisme, yang dampaknya menjadikan perpecahan, dan bahkan kerusuhan massif, dan merugikan banyak orang.
Jika hal itu terjadi, alih-alih membuat kita menjadi sosok baik? Dan, itu tandanya kita harus menjalani proses pada poin 1 lagi di atas! Capek deh!
3. Sosok Fans yang Suka Menabung
Nah, aku yakin sekali jika kedewasaan memang tidak selalu diukur dengan angka usia kita saja?
Namun, ya bagaimana kedewasaan itu juga memudahkan kesadaran kita dalam menyalurkan dukungan dengan baik dan benar.
Tahapan ketiga ini memang lebih rumit, dimana kesadaran memaknai dukungan, harusnya selaras dengan makna perjuangan dan pengorbanan kala menyaksikan klub kesayangan berlaga di Stadion.
Pengorbanan itu bisa saja merelakan materi dengan ikhlas membeli tiket. Dan perjuangannya tentu harus melakukan persiapan, yakni menabung menyisihkan hasil keringat kita hanya untuk tim kesayangan.
Terlebih lagi, mengelola keuangan kita secara digital lewat aplikasi perbankan, juga mudah dilakukan, bukan?
Sehingga, kedewasaan itu akan menggugah kesadaran kita untuk tidak beralasan lagi, datang ke Stadion, tanpa tiket!
Nah, tahapan menjadi sosok Fans yang suka menabung ini tentu menjadikan tindakan paripurna yang nyata, dalam memberikan sumbangsih pada pembentukan attitude fans bola, ikut menyemarakkan kompetisi liga sepak bola Indonesia yang lebih kompetitif lagi.
Dan setiap nasabah BRI, bisa saja mudah memulai proses ini dengan cara menggunakan terus aplikasi BRImo untuk menjamu kebutuhan hariannya.
Dan rasanya ketika standart kompetisi liga Indonesia sudah sempurna, dan juga dibarengi dengan attittude para fans klub yang berkualitas jua. Kehadiran ‘local pride’ yang akan dilahirkan oleh kompetisi BRI Liga 1 itu akan mudah terjawab, bukan?
Dan percayalah, dengan hadirnya “local pride’ yang berprestasi, dengan sendirinya akan mampu mencarikan jalan pendanaan, baik dari pihak Sponsorship, Pemerintah, terlebih akumulasi dukungan Fans bola klub-klub bola di Indonesia, hanya lewat ponsel mereka dari mana saja.
Nah, dari semuanya tadi, kita bisa mudah teryakinkan jika hadirnya BRI untuk sepak bola Indonesia, tentu akan benar-benar mudahkan mendorong Timnas Garuda layak ke pentas dunia, bukan?