Terlebih lagi, di awal penyebaran Covid-19, masyarakat kita bahkan terlihat antipati dan diskriminatif terhadap penderita covid-19, penyintas covid-19 bahkan jenazah yang terkonfirmasi covid-19 dilingkungan kita kan? Meski berjalannya waktu, telah menyadarkannya!
Nah, sama halnya dengan beban ganda kesakitan atas penderitan penderita dan penyintas Kusta ini. Yakni hadirnya secara terus menerus perilaku diskriminasi pada diri mereka, yang akan menjadi perih dan sulit terobati.
Nah, Pandemi ini pastilah sudah mengajari kita akan banyak sekali penerapan gaya hidup sehat nan bersih terkini. Serta mampu melihat dan merasakan langsung derita Covid-19, lewat banyaknya korban jiwa yang berjatuhan, dan juga meraba wujud beban moral kehidupan penderitanya di masyarakat.
Dan harusnya sih kenyataan di Pandemi ini, bisa membangkitkan kepedulian kita jua, soal ancaman penularan Kusta ini, kini dan nanti.
Dan pada akhirnya mampu jua meluluhkan hati kita meruntuhkan stigma diskriminasi kepada penderita penyintas Kusta, dan berani mendorong mereka agar mampu hadir kembali menjalani kehidupannya secara normal.
Sehingga, kini kita sudah mau dan mampu untuk menjawab jujur , benarkah tidak ada kusta di antara kita? Lewat perlakuan positif kita kepada para penyintas Kusta.
Referensi data
Infodatin, pusat data dan informasi kementrian kesehtah RI, Hapuskan stigma dan diskriminasi terhadap kusta, ISSN 2442-7659
Credit Photo : Screen shoot Kompas TV